Wednesday, May 16, 2007

Kenaikan Isa Almasih dan Hubungan Gereja-Negara

Rabu, 16 Mei 2007Hari Kamis, 17 Mei 2007, umat Kristiani seluruh dunia memperingati hari Kenaikan Yesus Kristus ke surga, suatu peristiwa religius yang terjadi 40 hari setelah kebangkitan-Nya di antara orang mati. Sebelum terangkat, Yesus Kristus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-Nya, yakni menyaksikan kasih, kebenaran dan teladan-Nya ke seluruh dunia (Kisah Para Rasul 1:6-8).

Murid Yesus diperintahkan untuk menjadi saksi kebenaran-dalam konteks berbangsa dan bernegara-di mana pun mereka berada. Karena itu terlihat adanya hubungan antara gereja dan negara.

Sepanjang sejarah gereja, setidaknya ada dua model relasi gereja dan negara. Di abad pertengahan, pemimpin gereja menempatkan dirinya untuk berkuasa penuh atas pemimpin negara. Sebab baginya ia berada pada "below God, above man; less than God, more than man." (Philip Schaff, 1858-92)

Akar dari pengertian itu adalah dualisme tingkatan kehidupan yang sifatnya hirarkis. Yaitu tingkatan spiritual yang ditempati kaum rohaniawan dan tingkatan temporal yang ditempati kaum profesional sekuler, di mana yang pertama lebih tinggi dari yang kedua.
Kondisi sebaliknya terjadi pada abad pertengahan, di mana negara berkuasa penuh atas gereja. Posisi itu merupakan reaksi berlebihan atas posisi yang dianut abad pertengahan.

Di luar gereja, Niccolo Machiavelli (1469-1527) adalah penganjur utama doktrin itu. Ia menegaskan bahwa tidak seharusnya negara dikuasai oleh agama. Seharusnya negara menguasai agama.

Pandangan tersebut didasarkan pada paradigma agama sebagai sesuatu yang lebih bersifat sekuler. Dengan kata lain, Machiavelli melakukan desakralisasi agama. Dengan adanya paradigma agama seperti itu, maka agama sudah disempitkan hanya urusan moral dan menjadi salah satu pranata kebudayaan di antara banyak pranata lainnya.

Sebaliknya, Machiavelli menawarkan suatu bentuk pemerintahan yang kuat, mengatasi segala unsur di dalamnya termasuk agama. Pemerintahan yang kuat itu didasarkan atas antropologi bahwa manusia adalah makhluk irrasional yang tingkah lakunya diombang-ambingkan oleh emosinya (F Budi Hardiman, 2004).

Meski tidak seekstrem Machiavelli, Martin Luther (1483-1546) dan pengikutnya juga mengambil sikap yang sama. Pada awalnya, Luther mengemukakan ajaran tentang imamat. Hal itu merupakan perlawanan terhadap ajaran dua tingkatan dalam kehidupan manusia yang dianut selama abad pertengahan. Bagi Luther, semua orang yang percaya mempunyai status keimaman yang sama sekalipun berbeda dalam fungsi.

Berdasarkan perbedaan fungsi itu, maka Luther mengembangkan konsep "Dua Kerajaan", yang menandakan perbedaan fungsi antara pemerintahan spiritual dan pemerintahan sipil. Pemerintahan spiritual dijalankan teokratif, berdasarkan firman Tuhan dan tuntunan Roh Kudus serta menggunakan pendekatan persuasif.

Sementara pemerintahan sipil dijalankan oleh pemerintah berdasarkan hukum negara dan memperoleh otoritas untuk menggunakan pendekatan koersif. Pandangan Luther yang demikian bagus tapi tidak dipegang secara konsisten, sehingga terjadi pergeseran dan menempatkan negara sebagai subordinasi dari gereja.

Pergeseran itu disebabkan dua hal, antara lain, selama perjuangan Luther, ia berhutang budi amat besar kepada pejabat politik dalam memberikan ragam dukungan, baik finansial maupun politis.

Tidak heran, gereja Lutheran di Jerman gagal menghadapi kekejaman Adolf Hitler pada 1930-an. Bagi Alister McGrath, kegagalan itu disebabkan insufficiency in Luther's theology (2002). Dengan demikian, jika Machiavelli mendorong negara untuk secara koersif menguasai gereja, Luther mendorong gereja untuk secara persuasif tunduk kepada negara.

Rekonstruksi model relasi gereja-negara yang diamanatkan Alkitab merupakan sikap "neither-nor" terhadap kedua model relasi di atas, baik negara menjadi subordinasi gereja maupun sebaliknya. Pandangan Alkitab, negara mendapat otoritas dari Allah secara langsung dan bukan dari gereja, sehingga gereja tidak berhak mengintervensi secara penuh setiap kebijakan negara.
Selain itu, jika kekuasaan pemimpin gereja abad pertengahan begitu besar-kalau tidak mau dikatakan mutlak- sampai mengintervensi seluruh aspek kehidupan, bukankah hal itu merupakan sebuah monarki tersendiri? Jelas sekali bila Alkitab sangat menentang kerajaan manusia yang monarkis.

Lebih mendalam lagi, ajaran dualisme tingkat kehidupan pada abad pertengahan ditolak oleh Alkitab dengan pemahaman bahwa semua manusia diciptakan setara sebagai citra Allah.
Alkitab juga menolak pengajaran Machiavelli yang jelas mendukung monarki, sebab amat besar berpotensi menjadi korup seperti adagium terkenal dari Lord Acton, power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely. Kalimat Acton itu berasumsi, keberdosaan manusia dapat menyalahgunakan kekuasaan.

Fakta keberdosaan manusia itulah yang menjadi landasan untuk menolak adanya monarki dan perlunya kepemimpinan terbuka dan kolektif.

Konsep "dua pemerintahan" yang diajarkan Luther adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan spiritual. Bagi teolog Swiss, John Calvin (1509-1564), hubungan keduanya adalah distinct (but) they are not at variance (1559) atau dengan kata lain bersifat distinctio sed non separatio (Alister McGrath, 2002).

Karena perbedaan itu tak harus membuat salah satunya hilang, maka dapat dikatakan bahwa hubungan gereja-negara bersifat sejajar dan komplementer. Hal itu disebabkan karena secara mendasar, kedua institusi, gereja dan negara berasal dari penetapan Tuhan, sehingga keduanya berposisi sejajar. Calvin malah menyebut pemerintah sipil sebagai "wakil Allah" (1559).
Sedangkan hubungan komplementer, artinya gereja-negara saling melengkapi. Gereja bertugas menyampaikan berkat yang immortal and incorruptible, sementara negara bertugas menjamin dan melindungi kebebasan beragama agar ibadah kepada Allah dapat berjalan lancar dan tertib.***

Posted via http://www.suarakarya-online.com/news.html?category_name=Opini
by Antonius S. Un (My genius brother that have servant heart)

Wednesday, May 2, 2007

Dosa dan Pelayanan

Dosa dan Pelayanan

Semakin lama melayani, semakin saya menemukan betapa kegelapan dosa melingkupi hati manusia. Bukan saja melingkupi hati mereka yang belum percaya, tetapi juga mereka yang sudah percaya. Bukan saja jemaat, tetapi juga mereka yang aktif melayani, para pemimpin gereja seperti majelis dan bahkan para ‘hamba Tuhan’ yang memiliki posisi sebagai pengajar Firman Tuhan.

Di dalam kesedihan, kadang-kadang saya bertanya sendiri bagaimana gereja bisa bertahan dengan orang-orang seperti itu? Bagaimana gereja tetap bisa bertumbuh dan ada orang-orang yang menerima berkat Tuhan, sekalipun kondisi para pelayan dan pemimpinnya seperti demikian?Waktu merenungkan hal tersebut, ada beberapa hal yang muncul dalam pikiran saya:Pertama, mungkin saya memandang dengan terlalu negatif.

Mungkin betul bahwa hati para pelayan dan pemimpin gereja itu masih banyak dilingkupi kegelapan. Tetapi kalau mereka adalah orang percaya, bagaimanapun mereka bukan lagi anak-anak kegelapan tetapi anak-anak terang yang sedang terus dibentuk oleh Tuhan. Sehingga sekalipun ada bagian-bagian dalam hati mereka yang masih ‘gelap’, tetap ada anugrah Tuhan yang sedang bekerja dalam diri mereka, tetap ada bagian-bagian yang baik yang sudah dikerjakan oleh Tuhan.

Tetapi di dalam kepicikan saya, bagian-bagian yang baik itu tidak terlihat lagi oleh saya.Kedua, Tuhan bisa memakai siapa saja untuk gerejaNya. Jangankan anak-anakNya yang ‘bandel’, Firaun yang tidak mengenal Tuhan pun bisa dipakai. Maka sekalipun para pemimpin gereja dan para hamba Tuhan itu tidak percaya Tuhan, dan itu sangat mengerikan, tetapi Tuhan tetap bisa memakai mereka untuk gerejaNya.

Ketiga, saya mengingat kalimat Paulus “jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran” (2 Kor 3:7-9). Di situ Paulus memang sedang menjelaskan perbedaan pelayanan dalam Perjanjian Lama yang hanya berupa hukum tertulis dengan pelayanan dalam Perjanjian Baru yang dikerjakan dengan kuasa Roh.

Saya tergoda untuk menganalogikan kalimat itu dengan pelayanan dalam gereja. Kalau pelayanan yang dilakukan dengan sembarangan dan dengan hati yang jahat diberkati oleh Tuhan, betapa lebihnya lagi pelayanan yang dilakukan dengan murni oleh orang-orang yang sungguh mencintai Tuhan! Walaupun ini tidak selalu berarti jumlah orang yang lebih banyak, tetapi pasti berarti berkat rohani yang lebih besar.Terakhir, makin saya merenungkan betapa sulitnya manusia memberikan hati sepenuhnya diterangi oleh Tuhan, makin saya melihat demikian pula diri saya.

Kalau melihat kegelapan dalam hati orang lain seringkali mendukakan hati saya, maka lebih mendukakan lagi ketika melihat kegelapan itu dalam hati saya sendiri. Dan saya jadi berpikir bagaimana hati Tuhan? Betapa berdukanya Dia melihat pelayan-pelayanNya seperti ini.Ah Tuhan, kasihani gerejaMu dan kasihani orang-orang yang menyebut diri pelayanMu!

posted by Jeffrey Siauw @ 9:04 AM
Taken from Jeffrey Siauw's blog
http://jeffreysiauw.blogspot.com/

Gift of Stress

Gift of Stress
Jeffrey Lim

Mungkin judul yang saya berikan untuk artikel ini agak aneh. Koq stress di bilang gift. Tetapi saya menemukan pengertian ini setelah merenung merefleksi dan meditasi Saya pernah mendengar bahwa rasa sakit adalah kasih karunia menurut Philip Yancey dan menurut Kieggegard, rasa putus asa adalah pemberian ( Gift ), menurut seorang penulis yang lain ada Gift of pain. Hasil merenung dan merefleksi akhirnya saya mendapatkan pengertian bahwa stress yang dialami manusia juga dapat merupakan satu gift yang membawa kepada iman dan perjuangan.

Pertama, saya ingin meletakkan dasar teologis di dalam Roma 8:28 bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Ini berarti bahwa segala sesuatu pada akhirnya mendatangkan kebaikan bagi orang yang cinta Tuhan. Baik itu merupakan sakit penyakit, stress, ataupun pergumulan-pergumulan hidup yang sulit. Bagaimana dengan dosa ? Walaupun pergumulan manusia dengan dosa dapat Tuhan dengan cara yang ajaib digunakan mendatangkan kebaikan, ini bukan berarti kita memandang dosa sebagai gift ( ini jelas salah ) ataupun memandang dan membuat alasan bagi dosa-dosa pribadi bahwa Tuhan akan mendatangkan kebaikan.

Jadi pertama kita jelaskan bahwa segala sesuatu yang negatif dapat mendatangkan kebaikan bagi kita. Ini adalah cara Tuhan yang ajaib. Dan dalam kasus ini stress adalah salah satu pergumulan manusia di dalam pikiran dan emosi yang negatif. Dan saya percaya stress ini dapat membawa kebaikan.

Kedua, saya kembali ingin kita merenungkan bahwa kitab Yakobus mengajarkan bahwa berbahagia bila kita jatuh ke dalam berbagai macam pencobaan supaya membuktikan kemurnian iman. Di dalam hal ini bukan berarti pencobaan itu baik. Pencobaan itu berusaha untuk merusakkan. Pencobaan adalah negatif. Pencobaan membawa kepada dosa. Tetapi anehnya Yakobus mengajarkan bahwa berbahagialah orang yang bergumul dengan pencobaan. Berbahagialah adalah diberkatilah. Dari perpektif ini kita bisa melihat bahwa hal yang negatif dapat menjadi positif. Karena bagi orang percaya yang bergumul dengan pencobaan maka ada kesempatan untuk mengalahkan pencobaan.

Ketiga, saya mengambil dari banyak contoh pergumulan orang-orang beriman bahwa mereka mendapatkan kekuatan di dalam kelemahan. Banyak orang-orang yang beriman yang banyak bergumul dengan stress, dengan depresi, dengan pergumulan hidup yang berat, dengan penyakit, dengan dosa tetapi mereka menghasilkan banyak mutiara iman yang dituliskan baik di dalam mazmur maupun kitab-kitab yang lain. Daud hidupnya banyak mengalami pergumulan tetapi dia banyak menghasilkan Mazmur yang tidak usah kita sangkal lagi sangat memberikan berkat.

Keempat, saya mengingat perkataan Pdt. Dr. Stephen Tong bahwa yang banyak meneteskan air mata akhirnya akan menjadi mata air. Saya merenungkan hal ini mengapa ? Akhirnya saya menemukan jawabannya yaitu orang yang bergumul banyak dengan pergumulan hidup bila dia mencari Tuhan maka dia akan merenungkan Firman Tuhan. Dan bila kita merenungkan Firman Tuhan maka kita akan berbuah. Dari hati akan mengalir aliran-aliran hidup. Kunci hidup berlimpahan saya percaya adalah melalui penderitaan.

Kelima, saya merenungkan bahwa orang yang pernah melewati bayang-bayang maut akan mengalami kelimpahan hidup yang lebih. Pemazmur mengatakan bahwa Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan. Disini pemazmur mengalami kelimpahan hidup dan kecukupan dan Tuhan Allah Yehovah memelihara hidup pemazmur. Tetapi setelah ayat walaupun aku berjalan di lembah bayang-bayang maut aku tidak takut bahaya sebab Tuhan besertaku maka ayat selanjutnya adalah Engkau mengurapi kepalaku. Pialaku melimpah. Kebajikan dan kemurahan akan mengikuti aku seumur hidupku dan aku akan tinggal di dalam rumah Tuhan sepanjang masa. Dari kelimpahan awal sampai kelimpahan setelah melewati lembah bayang-bayang maut maka pemazmur mengalami pengalaman yang lebih limpah. Ini adalah pelajaran hidup bahwa orang yang pernah mengalami kegelapan mungkin paling melihat terang dengan jelas.

Keenam, orang yang mengalami penderitaan yang banyak adalah orang yang menerima penghiburan yang banyak. Ini sesuai dengan ajaran Alkitab. Orang yang banyak mengalami pergumulan hidup dia sendiri mengalami penghiburan yang banyak. Dan dia akan menjadi penghiburan bagi banyak orang.

Ketujuh, kebanggaan di dalam hidup adalah penderitaan menurut Mazmur 90. Orang yang pernah mengalami penderitaan akan lebih matang secara umumnya.

Tetapi kiranya renungan harian singkat ini boleh menyegarkan pandangan kita terhadap satu realita hidup yaitu stress. Sebelumnya saya simpulkan bahwa stress adalah gift karena :
- Membawa kita bergumul dengan Firman
- Membawa kita dekat dengan Tuhan
- Membawa kita berserah kepada Tuhan
- Membawa kita menerima penghiburan dari Tuhan
- Membawa kita berjuang
- Membuat kita mengerti kesusahan orang lain
- Dsb

Dari stress kita datang kepada Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus mengatakan Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Ev. Jeffrey Lim
limpingen@gmail.com
Guang Zhou, 25 April 2007


Soli Deo Gloria

Jeffrey Lim
Blog : http://limpingen.blogspot.com

Monday, April 30, 2007

It's Friday... take it easy & enjoy the jokes

A true story from the Japanese Embassy in USPrime Minister Mori was given some basic English conversationtraining before he visits Washington and meets with President BillClinton.

The instructor told Mori:" Prime Minister, when you shake hand with President Clinton, pleasesay 'how are you'.
Then Mr Clinton should say "I am fine, and you ?"
Now you should say 'me too'.
Afterwards we translators will do all the work for you.
"It looks quite simple, but the truth is ...

When Mori met Clinton, he mistakenly said : "Who Are You ?".
Mr Clinton was a bit shocked but still managed to react
with humor :"Well, I am Hilary's husband, ha ha..."
Then Mori replied confidently "Me too, ha ha ha.."
Then there was a long silent moment in the meeting room.

**-**

One Chinese person walks into a bar in America late one nightand he saw Steven Spielberg.
As he was a great fan of his movies, he rushes over to him, and asks forhisautograph.
Instead, Spielberg gives him a slap and says"You Chinese people bombed our Pearl Harbor, get out of here."

The astonished Chinese man replied"It was not the Chinese who bombed your Pearl Harbor, it was theJapanese".
"Chinese, Japanese,Taiwanese, you're all the same," repliedSpielberg.
In return, the Chinese gives Spielberg a slap and says"You sank the Titanic, my forefathers were on that ship.
"Shocked, Spielberg replies "It was the iceberg that sank the ship,not me."
The Chinese replies, "Iceberg, Spielberg, Carlsberg, you're all thesame."

>This particular joke won an award for the best joke in a competition>in Britain.

Apa Arti Injil?

Apa Arti Injil?
oleh Michael Bremmer

"Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi:
jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda
dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia." (Galatians 1:9).

Rasul Paulus memberikan kritiknya yang paling tajam ini kepada
orang-orang Kristen di Galatia. Setelah salam pembukaan yang tidak
biasanya, (Galatia 1:1-5), Paulus melanjutkan dengan , "Aku heran, bahwa
kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia
Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang
sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami
atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu
injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu,
terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang
kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu
suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah
dia." (Galatia 1:6-9).
Melihat kutukan Paulus tersebut, yang ditujukan kepada orang yang
memberitakan Injil yang berbeda, kita perlu bertanya kepada diri kita
sendiri, "Apakah Injil yang diberitakan oleh Paulus?" Pertanyaan inilah
yang akan coba dijawab oleh artikel singkat ini.
Tidak sulit bagi kita dalam mencari jawabannya. Paulus menjelaskan apa
Injil yang dia beritakan. Di suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus
memberitahukan kepada kita apa "yang sangat penting" dari Injil yang
diberitakannya: "Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan
kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan
yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan,
asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan
kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab
yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah
kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita,
sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah
dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" (1
Korinuts 15:1-4). Injil yang Paulus beritakan adalah Yesus Kristus:
Bahwa (1) Kristus telah mati karena dosa-dosa kita (2) Ia telah
dikuburkan (3) Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga. Inilah
Injil yang diberitakan oleh Paulus, Injil yang telah didengar dan
diterima oleh orang-orang di Korintus, dan Injil yang olehnya mereka
telah diselamatkan.
Yang terpenting (inti - red) dari Injil adalah "Kristus telah mati
karena dosa-dosa kita." Di atas kayu salib, Kristus menanggung hukuman
dosa dari umatNya. Dengan kta lain, kematianNya adalah substitusi
(pengganti), atau kematian yang menebus (menggantikan) untuk kita.
Kristus mengambil tempat kita, "Yang benar untuk orang-orang yang tidak
benar", menanggung segala hukuman yang sepatutnya adalah milik kita.
Yesus dengan jelas melihat kematianNya sebagai korban pengganti untuk
para pendosa. Dalam Injil Matius, misalnya, Yesus mengatakan, "sama
seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang." (Matius 20:28) Kata "bagi" dalam bahasa Yunani adalah anti yang
seringkali bermakna "sebagai pengganti dari," (in place of) atau
"daripada" (instead of). Sesuai dengan yang Yesus katakan, Dia datang
untuk memberikan nyawaNya sebagai pengganti dari banyak orang.

Dalam Kitab Perjanjian Lama Yesaya, kita dapat membaca, "Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita
sekalian." (Yesaya 53:5-6), dan, "Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan
dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban
penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan
kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia
akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang
yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan
mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang
besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai
jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke
dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak,
sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak." (Yesaya 53:10-12).
Banyak orang mengerti bahwa Yesaya 53 berbicara mengenai (mengacu
kepada) Kristus, dan apa yang dijalankanNya di atas kayu salib. Kita
tidak perlu lagi meragukan bahwa ayat tersebut mengacu kepada Nya,
karena Yesus, berbicara mengenai diriNya sendiri, juga mengutip dari
ayat tersebut. Kepada murid-muridNya, Yesus berkata: "Sebab Aku berkata
kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan
terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis
tentang Aku sedang digenapi." (Lukas 22:37). Yesus mengutip dari Yesaya
53:12.

Kristus mengerti kematianNya sebagai korban pengganti bagi para pendosa.
Kematian Kristus di atas kayu salib bukanlah kecelakaan atau kebetulan.
KematianNya adalah pemenuhan rencana Allah yang kekal untuk menebus para
pendosa yang telah terhilang (Kisah Para Rasul 2:23) dengan mengambil
tempat kita, dan menderita penghukuman yang seharusnya milik kita.
Rasul Petrus mengatakan hal yang sama, "Ia sendiri telah memikul dosa
kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati
terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah
sembuh." (1 Petrus 2:24). Dan juga, "Sebab juga Kristus telah mati
sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang
tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh
dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan
menurut Roh" (1 Petrus 3:18). Dan rasul Paulus, pada kesempatan lain,
menulis: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus
5:21), dan, "tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk
orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan," (1 Korintus 1:23).
Karena itu, ketika Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa
"yang terpenting" Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita, dia
menyatakan bahwa Kristus telah mengambil tempat kita, dan membayar
hukuman dosa kita. Itulah Injil yang diberitakan oleh Paulus.
Pada salib Yesus, mata saya dapat melihat
Rupa mengerikan dari orang yang menderita bagiku di sana.
Dan dari hatiku yang berduka, dengan air mata, aku mengakui dua
keajaiban, --
Keajaiban kasih yang menebus, dan ke-tidaklayakkan-ku.
Elizabeth C. Clephane
(Original:
Upon the cross of Jesus, mine eye at times can see
The very dying form of the one who suffered there for me.
And from my stricken heart with tears two wonders I confess,--
The Wonders of redeeming love, and my own worthlessness.
)
Untuk mengingatkan Jemaat Korintus terhadap Injil yang diberitakannya,
Paulus juga menyatakan bahwa Kristus telah dikuburkan. Dengan kata lain,
Kristus telah mengalami kematian fisik; dan kematianNya dan
penguburanNya menjadi "kata pengantar" menuju bagian terakhir dari Injil
yang diberitakannya-Kebangkitan Kristus.
Kebangkitan Yesus Kristus adalah bagian penting (esensial - red) dari
Injil yang Paulus beritakan. Paulus menjelaskan pentingnya Kebangkitan
dalam bagi Injil dan bagi keselamatan kita: "Tetapi andaikata Kristus
tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga
kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14) dan, "Dan jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan (faith) kamu dan kamu masih
hidup dalam dosamu." (1 Korintus 15:17). Kebangkitan merupakan bukti
bahwa Kristus telah membayar dosa kita, dan bahwa kematianNya
menggantikan kita di atas kayu salib telah memenuhi segala yang dituntut
oleh Allah terhadap kita. Kristus, telah membayar harganya, Allah
membangkitkanNya dari kematian. Dengan kebangkitan Kristus, kita tahu
bahwa karya penebusanNya telah sempurna. Karena itu, jika kita
menyampaikan kepada para pendosa, untuk percaya kepada Kristus, itu kita
harus menyampaikan bahwa Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita, telah
dikuburkan, dan pada hari yang ketiga dibangkitkan dari antara orang
mati. Ini bukan berarti kita sekedar percaya kepada fakta ini, tetapi
kita percaya kepada pribadi Kristus sendiri, sebagaimana telah
diwahyukan kepada kita melalui Injil. Dan juga, bagaimana Ia diwahyukan
kepada kita, adalah Injil, dan "yang terpenting" adalah bahwa Ia telah
mati untuk dosa, dikuburkan, dan dibangkitkan. Semua orang yang mengaku
sebagai orang Kristen, tetapi menyangkal kematian Kristus sebagai ganti
dosa, menyangkal kematian fisikNya, atau menyangkal kebangkitan
fisikNya, maka semua iman kepercayaan orang tersebut adalah sia-sia.
Ada juga orang-orang yang menyampaikan Injil, tetapi menambahkan sesuatu
ke dalam Injil tersebut. Pada bagian awal dari sejarah gereja ada
orang-orang yang mengacaukan pesan Injil yang sederhana, dengan
mengatakan, "bahwa Iman di dalam Kristus saja tidaklah cukup." Di dalam
Kitab Kisah Para Rasul 15 beberapa orang dari pemberita Injil palsu ini
datang kepada Paulus, dan mengatakan kepada Paulus bahwa Injil yang
disampaikan oleh Paulus tidaklah cukup. "Kecuali kau disunat", kata
mereka, "kau tidak mungkin bisa diselamatkan." Karena para pengajar
palsu ini, sidang jemaat pertama diselenggarakan (diadakan - red). Di
situlah rasul Petrus menyatakan: "Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh
kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama
seperti mereka juga." (Kisah Para Rasul 15:11).
Sama seperti pada masa gereja mula-mula, pada masa kini ada banyak
gangguan terhadap kesederhanaan pesan Injil. Kematian Kristus untuk
dosa, penguburanNya, dan kebangkitanNya tidaklah lagi menjadi "yang
terpenting", tetapi ditambahkan menjadi Kematian Kristus untuk dosa,
penguburanNya, kebangkitanNya, dan baptisan; atau Kematian Kristus untuk
dosa, penguburanNya, kebangkitanNya, dan perbuatan baik. Semua yang
diperlukan hanyalah imana di dalam Kristus. Semua, yang menambahkan
sesuatu yang harus dilakukan, agar kita dapat diselamatkan, telah
memberitakan Injil yang lain, dan mereka adalah terkutuk. Kepada mereka
yang telah dikacaukan oleh para pengajar yang salah dari Injil yang
lain, Saya menyarankan untuk membaca apa yang tertulis di dalam Kitab
suci dengan teliti. Paulus memberitahukan kepada orang-orang percaya di
Korintus, bahwa Injil yang telah dia terima dan beritakan, adalah Injil
yang telah mereka terima, dan Injil yang olehnya mereka diselamatkan,
adalah "bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan
Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan,
pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci" Inilah isi Injil yang
disampaikan oleh Paulus.
Baptisan penting, tetapi tidaklah penting (vital - red) untuk
keselamatan. Itulah alasan mengapa Paulus tidak menyebutkan hal tersebut
di dalam 1 Korintus, ketika ia mengingatkan jemaat di Korintus, mengenai
hal-hal "yang terpenting." Demikian juga, pekerjaan baik pun penting,
tetapi tidak dapat menyebabkan keselamatan. Kita berbuat baik bukan
sebagai prasyarat untuk keselamatan, melainkan "dampak seharusnya
(sewajarnya)" dari keselamatan.
Isi dari Injil begitu sederhana - cukup sederhana untuk dimengerti oleh
anak kecil - dan cukup untuk keselamatan bagi semua orang yang percaya
hanya kepada Kristus. Kita harus semakin bertumbuh di dalam pengetahuan
dan iman terhadap Tuhan Yesus Kristus. Kita harus mencoba untuk sejauh
yang diwahyukan oleh Kitab Suci mengenai doktrin Keselamatan, Pembenaran
partikuler (tertentu), dan Penebusan.

Terjemahan bebas dari http://www.mbrem.com/shorttakes/gospel.htm
Ayat-ayat untuk direnungkan:
Roma 3:20-26
Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh
karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang
mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah
dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab
para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi
semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih
karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus
Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi
dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan
keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga
membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Roma 4:1-16
Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani
kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia
beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab
apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan,
dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Kalau
ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah,
tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya
diperhitungkan menjadi kebenaran. Seperti juga Daud menyebut berbahagia
orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:
"Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang
ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak
diperhitungkan Tuhan kepadanya." Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku
bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah
kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai
kebenaran. Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau
sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya. Dan tanda
sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang
ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa
semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan
kepada mereka, dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka
yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham,
bapa leluhur kita, pada masa ia belum disunat. Sebab bukan karena hukum
Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia
akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman. Sebab
jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang
dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. Karena
hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat,
di situ tidak ada juga pelanggaran. Karena itulah kebenaran berdasarkan
iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi
semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum
Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab
Abraham adalah bapa kita semua, --
Roma 11:2-6
Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Ataukah kamu tidak tahu,
apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel
kepada Allah: "Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu
telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan
mereka ingin mencabut nyawaku." Tetapi bagaimanakah firman Allah
kepadanya? "Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak
pernah sujud menyembah Baal." Demikian juga pada waktu ini ada tinggal
suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. Tetapi jika hal itu terjadi
karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak
demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
Efesus 2:8-10
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan
dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan
Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Filipi 3:3-9
karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan
bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah. Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada
hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya
pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari
bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian
terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya
jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak
bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang
kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi,
karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam
Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat,
melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu
kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

SEPULUH LOKASI PENEMPATAN WAHANA HELP

SEPULUH LOKASI PENEMPATAN WAHANA HELP :

Wahana Gunung Sahari, meliputi wilayah :
Batas Utara : Ancol , RE Martadinata
Batas Timur : By Pass (Yos Soedarso)
Batas Selatan : Duri Utara, Wolter Manginsidi
Batas Barat : Hayam Wuruk,Hasyim Ashari,S. Parman,Gatot Subroto, Sudirman, Blok M
Wahana Jatinegara, meliputi wilayah :
Batas Utara : Duri Utara
Batas Timur : Kramat Jati, Jl. Raya Bogor
Batas Selatan : UI / Perbatasan Depok
Batas Barat : Antasari, Blok M, Kemang – Ampera Jagakarsa (MKahfi2)
Wahana Kalimalang, meliputi wilayah :
Batas Utara : Arteri-Casablanca (Kol Soegiono & Jl Jend. Pol. Soekamto)
Batas Timur : Rorotan / Perbatasan Bekasi
Batas Selatan : Perbatasan Depok/Bogor
Batas Barat: Kramat Jati, Jl Raya Bogor
Wahana Kelapa Gading, meliputi wilayah :
Batas Utara : Cilincing Raya
Batas Timur : Rorotan / Perbatasan Bekasi
Batas Selatan : Arteri-Casablanca (Kol Soegiono & Jl Jend. Pol. Soekamto)
Batas Barat : By Pass (Yos Soedarso)
Wahana Gedong Panjang, meliputi wilayah :
Batas Utara : Pantai Indah , Muara Baru
Batas Timur : Gd Panjang, Hayam Wuruk , Hasyim Ashari
Batas Selatan : Tol Kebon Jeruk
Batas Barat : Kamal Benda, Peta Timur , Duri Kosambi
Wahana Ciputat, meliputi wilayah :
Batas Utara : Blok M Kebayoran Lama Bintaro
Batas Timur : Antasari Blok M, Kemang – Ampera Jagakarsa (MKahfi 2)
Batas Selatan : Pamulang / Perbatasan Bogor
Batas Barat : Jl Raya Serpong (Stasiun BSD), Cisauk / Puspitek
Wahana Karang Mulya, meliputi wilayah :
Batas Utara : Peta Timur , Duri Kosambi, Tol Kebon Jeruk
Batas Timur : S. Parman , Gatot Subroto , Sudirman , Blok M
Batas Selatan : Kebayoran Lama, Bintaro, Ceger
Batas Barat: Semanan , Jombang , Cokroaminoto
Wahana Cikokol, meliputi wilayah :
Batas Utara : Hasyim Ashari, Merdeka
Batas Timur : Jombang Raya , Ceger , Cokroaminoto
Batas Selatan : Tanah Tinggal, Serua , Parung Panjang (Perbatasan Bogor)
Batas Barat : Binong , Pabuaran, Legok
Taurus, meliputi wilayah :
Batas Utara : Bandara Soekarno Hatta ,
Batas Timur : Peta Timur , Ki Hajar Dewantoro Semanan
Batas Selatan : Hasyim Ashari , Merdeka
Batas Barat : Sepatan, Mauk Raya
Wahana Balaraja, meliputi wilayah :
Batas Utara : Kronjo, Pabuaran
Batas Timur : Sepatan, Mauk Raya, Binong , Pabuaran, Legok
Batas Selatan : Cisoka, Tigaraksa , Perbatasan Bogor
Batas Barat : Cikande, Perbatasan Serang


JAM OPERASIONAL WAHANA HELP :
Senin s/d Jumat : 06.00 - 20.00
Sabtu : 06.00 - 16.00

Pengertian Mogok disini adalah : mesin motor tidak dapat dihidupkan, baik akibat kecelakaan yang terjadi saat itu atau sebab teknis lainnya, kecuali pecah atau kebocoran ban, dan kehilangan kunci kontak.

from
www.wahanaartha.com

Monday, April 16, 2007

Review Xenia Xi 2007


Dear All..

salam kenal, akhirnya punya kesempatan lagi nih untuk ngepost di AXIC.
udah 1 minggu lebih ini xe-xi saya dicobain, hasilnya pengen share beberapa point yang
mungkin bisa ditanggapi atau paling gak berguna buat rr yang lagi mempertimbangkan xe-xi.

  1. Saat awal, saya mempertimbangkan mo ambil AV-G atau Xe-xi, tapi setelah hitung2an, sesuai budget akhirnya ambil Xe-xi aja. Saat diambil yang langsung bikin kecewa, rupanya body bagian belakang dalam (kursi ketiga sampai belakang), bagian kiri dan kanan tidak dilapisi interior seperti pada AVG, jadinya kayak mobil gak selesai dikerjain gitu.
  2. Bonus2 yang saya terima, rupanya bonus2an, karena seperti segitiga STOP,P3K, rear protection bumpernya kualitas abal2. Tahu dari awal begini, saya pasti lebih baik minta potongan atau langsung ambil yang assesories asli. Buat rr yang mo ambil AV/XE mending nego abis di sisi harga, to asesories yang benar2 penting sudah terpasang, tahan nafsu aja, duit discountnya bisa digunakan beli asesories yang lebih baik.
  3. Saat di coba ke bandung, baru ketahuan setir setelah kecepatan 80 agak lari ke kiri, rencana KM 1000 baru di complain.
  4. Saat kena hujan, asli berisik banget, sampai radio ama tape gak ada gunanya dihidupin, bicara ama istri aja harus setengah teriak, kesimpulan kedap suaranya ancur banget, kira2 ada yang bisa saran dipasang apaan ya yang murah tapi efektif mengurangi keberisikan dari luar?
  5. Fog Lamp bawaan XeXi, menurut saya agak kurang terang dan jadinya gak lebih dari sekedar assesories, mobil korea saya yang lama masih lebih terang.
  6. Spion bawaan XeXi meskipun flip flop kelihatan susah digunakan sebagai patokan, terutama saat hujan. btw, bagusnya pake apa ya untuk mengatasi hujan yang menempel di spion? kemarin ke bandung hanya bisa ngandelin spion dalam untuk lihat kiri kanan, karena spion ki/ka asli gak bisa lihat apa2 karena air hujan nempel selama jalan.
  7. Soal ban cadangan, gue benar2 ketepu nih, salesnya bilangin model yang vvti, sekarang kalau buka/turunin ban lebih gampang, nyatanya same mawon. Cewek2 gak bakal bisa buka/turunin tuh ban sendiri. Yang nyusahin tuh kalau mo ngunci lagi, mur bagian bawah harus diputar dulu baru baut didalam bagasi benar2 bisa terkunci (sempat bingung 1/2 jam berusaha ngunci tapi kok gak kencang2 juga, seperti los karena drat bautnya habis.)

Demikian laporan dari saya, ntar kalau ada hal2 lain coba ditambahin lagi.

Salam kenal dari yang Junior ini.

PS: Buat teman2 merkurius, sementara ini minta maaf karena gak bisa join temu darat di weekend, karena biasanya weekend balik ke bandung.

Ferry
AXIC 2508 Merkurius Chapter
B 1797 OS - XeXi
*Baru nyampe sticker AXIC*

Sikap Presiden dalam Kasus IPDN, Mendadak Tegas

Telah dimuat pada Harian Sinar Harapan, 13 April 2007


Sikap Presiden dalam Kasus IPDN, Mendadak Tegas
Oleh Victor Silaen

Selama lebih dari dua tahun menjadi orang nomor satu di negara ini, rasanya baru dalam kasus tewasnya praja IPDN Cliff Muntu, 3 April lalu, rakyat menyaksikan Presiden Yudhoyono bicara tegas secara terbuka. Usai acara "Doa Bersama bagi Keselamatan Bangsa" di Masjid Istiqlal, Jakarta, 8 April lalu, Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa Pemerintah akan melakukan reformasi secara fundamental terhadap IPDN. Bahkan keesokan harinya, Yudhoyono sendiri yang mengumumkan "Enam Instruksi Pemerintah" untuk IPDN kepada pers, usai menerima Rektor IPDN I Nyoman Sumaryadi di Kantor Presiden, Jakarta. Padahal saat itu ada Mendagri Ad Interim Widodo AS, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi, Mendiknas Bambang Sudibyo, dan Kapolri Jenderal Pol Sutanto yang ikut mendampinginya.

Enam poin kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan lembaga pendidikan dan tetap memenuhi cita-cita putra-putri bangsa yang ingin mengenyam pendidikan tinggi itu dibuat setelah Yudhoyono mendengarkan laporan dari berbagai pihak. Cepat dan tegas, itulah hal yang penting sekaligus menarik dari sikap Yudhoyono dalam konteks ini. Bahwa keenam poin kebijakan itu juga tepat, kita tunggu dan lihat saja nanti.

Boleh dibilang, apa yang diperlihatkan Presiden Yudhoyono terkait kasus tewasnya Cliff Muntu ini agak mengejutkan, tapi sekaligus menggembirakan. Mengejutkan, sebab Yudhoyono memerlukan dirinya sendirilah yang secara langsung menyampaikan rencana pemerintah untuk mereformasi lembaga pendidikan pencetak calon birokrat itu. Padahal, tugas itu bisa didelegasikan kepada Jurubicara Kepresidenan Andi Malarangeng -- seperti biasanya. Hal lain yang tak kalah mengejutkannya, mengapa persoalan "kecil" seperti itu langsung mendapat perhatiannya? Disebut "kecil" (dengan tanda petik), karena bukankah ada Menteri Dalam Negeri ad interim Widodo AS, yang notabene departemennya membawahi langsung pengelolaan IPDN itu? Lagi pula, bukankah Wakil Presiden Jusuf Kalla pun sudah meresponi insiden kekerasan yang menewaskan praja Cliff Muntu itu dengan meninjau langsung ke kampus IPDN di Sumedang, Jawa Barat, sehari sebelum Yudhoyono bicara usai acara Doa Bersama itu?

Inilah yang mengejutkan, bahwa Yudhoyono ngotot melibatkan dirinya di dalam persoalan ini, meskipun para pembantunya di kabinet sedang bekerja untuk itu. Tapi, ini sekaligus menggembirakan. Karena, sosok pemimpin yang berani dan tegas seperti itulah yang didamba rakyat setelah sekian lama mengalami kelelahan mental akibat derita nestapa yang datang silih berganti sementara banyak pemimpin yang hidupnya enak-enakan. Pertanyaannya, mengapa sikap tegas dan berani seperti itu tidak diperlihatkan Yudhoyono dalam kasus atau persoalan lainnya? Sebutlah kasus Munir yang sudah sekian lama terkatung-katung sehingga menarik perhatian beberapa negara sahabat, termasuk PBB yang melalui Special Rapporteur on Extra Judicial Execution Prof Philips Alston telah meminta Pemerintah RI agar mengusut tuntas kasus terbunuhnya pejuang HAM itu. Jika permintaan itu tidak diresponi, bukankah akan berdampak buruk bagi citra dan kiprah Indonesia dalam diplomasi internasional?

Bagaimana pula dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM berat yang juga telah sekian lama mengalami proses "politik pingpong" di DPR? Terkait dengan kasus-kasus sejenis, mengapa pula Yudhoyono tak kunjung membentuk lembaga KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi) hingga akhirnya UU KKR (UU No. 27/2004) itu sendiri dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi? Padahal, selain sudah menjanjikan pembentukan KKR kepada publik, ia juga sudah menetapkan panitia penyeleksi para calon anggota lembaga itu -- dan proses seleksi para calon anggota lembaga itu pun tinggal menunggu tahap akhir saja. Mengapa ia tak berkomentar sedikit pun ketika UU KKR itu dibatalkan pada 7 Desember lalu?

Hingga kini, Indonesia masih punya setumpuk kasus atau persoalan, yang semuanya membutuhkan ketegasan dan keberanian presiden demi menyelesasikan atau mencari solusinya. Di kabinet saja setidaknya kini ada dua menteri yang "bermasalah" (Hamid Awaluddin dan Yusril Ihza Mahendra), namun belum pernah dikomentari Yudhoyono secara terbuka. Padahal, tercium aroma korupsi di balik permasalahan yang melibatkan kedua pembantu presiden itu. Bukankah sekaitan masalah korupsi, Yudhoyono pernah berkomitmen untuk "memimpin di garda depan" dalam upaya memeranginya?

Di tengah kekacauan dan kerancuan sistem politik dewasa ini, Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang tegas dan kuat serta mampu memberi arah bagi perjalanan bangsa ini. Kalau hal itu tidak terwujud, situasi tak menentu seperti sekarang ini akan terus berlanjut sampai 2009. Demikian dikatakan anggota DPR yang baru-baru ini meraih gelar doktor dalam bidang hukum tata-negara, Dr. Aulia Rachman (Sinar Harapan, 4 April 2007).

Sebagai presiden yang berasal dari partai kecil (Partai Demokrat), posisi Yudhoyono memang kerap dilematis di antara sistem presidensial (secara teoritis) dan sistem parlementer (secara praktis) yang melandasi berjalannya proses politik penyelenggaraan negara ini. Dikarenakan hal itulah ia harus selalu menghiraukan kepentingan partai-partai lain yang ada di DPR, terkait dengan pelbagai kebijakan politik yang akan dibuat maupun dilaksanakannya. Namun, ia mestinya sadar betul bahwa legitimasinya sebagai orang nomor satu di negara ini bukanlah berasal dari partai-partai, melainkan dari rakyat - yang jumlahnya lebih dari 60% dari total pemilih dalam Pilpres 2004 lalu.

Itulah modal politik penting Yudhoyono, yang tak dapat dipungkiri bahwa di mata rakyat, modal itu telah semakin berkurang dari tahun ke tahun. Penyebabnya, antara lain, karena sikapnya sebagai presiden selama ini tidak cukup memperlihatkan ketegasan dan keberanian. Ia memang berbeda dengan Franklin Delano Roosevelt (FDR), Presiden Amerika Serikat (AS) yang ke-33 (1933-1945), yang mengawali kepemimpinannya dengan modal kepercayaan rakyat di tengah depresi besar yang melanda AS saat itu.

Apa gerangan rahasia sukses FDR, presiden empat periode berturut-turut yang secara fisik sebenarnya lemah karena kecacatan kakinya itu? Yang utama, FDR adalah tipikal pemimpin yang tak mau membuang-buang waktu dengan terlalu menghiraukan kemauan Kongres. Saat itu, menurut dia, negara sedang dalam keadaan darurat. Karena itu, ia harus bertindak tegas dan cepat. Dan benarlah, usai dilantik ia segera memerintahkan anggota kabinetnya untuk menyusun rencana kerja. Keesokan harinya ia meminta Kongres untuk segera melaksanakan sidang darurat khusus untuk membahas masalah perbankan. Pendeknya, langkah-langkah reformasi total di berbagai bidang dengan cepatnya ia lakukan. Hasilnya, hanya dalam waktu beberapa tahun, AS mampu memulihkan kondisi dalam negerinya yang krisis. Tak heran jika seluruh rakyat percaya kepada FDR, sehingga menginginkan dirinya menjadi presiden terus-menerus (tahun 1945, di tengah periodenya yang ke-4, kepemimpinan FDR berakhir karena ia meninggal).

Jika Yudhoyono dibandingkan dengan Presiden AS saat ini, George Walker Bush, mungkin justru lebih mirip. Karena, Bush adalah "the accidental president", yang kemenangannya pada pemilihan presiden tahun 2000 lalu sangat kontroversial karena kalah dalam popular vote. Kendati begitu, Bush berani menggulirkan sejumlah agenda domestik dan internasional yang bersifat radikal. Meski kepemimpinan Bush cenderung militeristik, toh rakyat AS menyukainya sehingga ia terpilih kembali untuk periode keduanya (2004-2008). Bagaimana dengan Yudhoyono? Akankah ketegasannya dalam menyikapi kasus Cliff Muntu juga konsisten di masa-masa mendatang?

* Dosen Fisipol UKI, pengamat sospol.

Bayer Young Environtment Envoy 2007

Deadline: 21 May 2007

If you are between 18 to 24 years old, single, an Indonesian
college/university student presently enrolled, and with a passion for
the environment, take up the challenge to become a Bayer Young
Environmental Envoy!

Deserving students from all over Indonesia will be selected to be
Bayer Young Environmental Envoys (BYEE) and will participate in a
live-in Eco-camp that is held in a local venue. The top four envoys
will join youth delegates from 16 other countries around the world on
a weeklong all-expense paid trip to Germany on November 17-24, 2007.
It will be an opportunity to gain new insights on the broad spectrum
of environmental protection measures employed by industry,
municipalities, and the state environmental authorities in Germany.

Baca selanjutnya di http://www.milisbeasiswa.com

BYEE program now on it's 4 years in Indonesia

Bayer and United Nations Environment Programme (UNEP) have worked
together for many years on specific projects, particularly in youth
environmental education in Asia Pacific. In 2004, Bayer signed a
formal agreement with UNEP on environmental programs for young people
and became the first private sector company to work with UNEP.
Building on their many years of cooperation in the region, the BYEE
program was conceptualized where youths from four continents visit
Germany to learn about forms of environmental practices. The program
was first launched in Thailand in 1995. Bayer Thai began sponsoring
the project in 1996 and has since played a major role in developing
program. In 1997, the UNEP Regional Office for Asia Pacific adopted
the project under its umbrella. Following the success of the program
in Thailand, Bayer extended it to include participants from the
Philippines and Singapore in 2001. In 2002, India was included,
followed by China in 2003. Today, the program also includes
participants from Indonesia, Korea, Poland, Brazil, Colombia,
Venezuela, Ecuador, Peru, Kenya, Malaysia and Vietnam.

Baca selanjutnya di http://www.milisbeasiswa.com

Konstruksi Velg

Posted by lampuhijau on April 13th, 2007

Kamis, 12 April 2007.
Pernahkah mengira kenyamanan berkendara ternyata dipengaruhi oleh part-part terkecil yang ada di kendaraan sekalipun ?
Ketidak nyamanan mulai terasa di tiga hari terakhir saat hand grip bagian kiri merasakan adanya getaran. Getaran tersebut terasa saat kendaraan melaju dalam kecepatan sedang yang membuat genggaman kiri memegang lebih erat ketimbang genggaman kanan. Seperti biasa pengusutan baru akan dituntaskan saat libur tiba dan hari Kamis kemarinlah perburuan penyebab di investigasi.

1.Komstir. Datang ke mekanik langganan dan langsung mencoba kendaraan dan memang menemukan adanya getaran dan rem depan yang tidak mulus seperti biasanya. Kanvas rem lalu dibersihkan dan dinyatakan laik jalan.
2.Bearing/Laher. Ban depan digoyang dalam keadaan standar tengah dan tidak menemukan adanya kelainan.
3.Ban. Tekanan ban tidak cukup sehingga kadang membuat kendaraan berjalan oleng dan rem depan tidak mengunci mulus. Ban seperti berhenti secara tersendat. Investigasi dinyatakan OK dan hanya cukup menanbah angin sesuai beban jalan.
4.Akibat pentil ban yang terlalu dalam, kendaraan mencari pompa alternatif di tukang tambal ban sebelah bengkel.

Kerumitan pun tiba. Akibat pentil ban yang terlalu dalam, pemompa ban tidak dapat mengisi sempurna dan pelan-pelan mengurangi tekanan ban hingga akhirnya habis. Percobaan ternyata tidak semudah yang dibayangkan hingga akhirnya ban dilepas dari motor. Motor menggunakan merk ROCHELL size 185 (depan-belakang) dan ternyata lubang pentil ditemukan tidak center yang akibatnya dapat mengikis ulir karet yang ada pada pentil ban tubeless Mizzle yang digunakan. Percobaan hingga 2 pentil ban tubeless pun sia-sia hingga pentil ban mobil tubeless pun tidak menyelesaikan masalah karena kecil dan tidak centernya lubang pada velg (foto terlampir).
Hasil akhir memaksa dua sisi karet pentil ukuran besar dipakai pada sisi luar dan dalam velg ROCHELL tadi.
Masukan buat rekan bikers bahwa dalam pembelian velg kita harus lebih teliti kembali dalam melihat konstruksi velg entah velg itu berkualitas rendah atau tinggi sekalipun. Getaran yang semula dikira dari komstir hingga laher ternyata timbul akibat tekanan angin yang berkurang secara halus dari tidak rapatnya karet penutup pentil yang tertanam pada velg.
Gila … setengah harian cuma gara-gara lubang pentil pada velg yang tidak center !!!

Ternyata kenyamanan adalah juga efek dari part-part kecil semodel lubang pentil pada velg.